Ensiklopedia Dakwah. Lajnah Penyelidikan Dewan Ulamak PAS Selangor

Ahad, 4 Oktober 2015

6 Golongan Yang Perlu Mendapat Perhatian

TAZKIRAH HARI SELASA.

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين و على آله وصحبه اجمعين. أما بعد:

TAZKIRAH HARI INI UNTUK RENUNGAN BERSAMA.  
(Shah Alam, Selasa 29 September  2015).

6 GOLONGAN MANUSIA YANG PERLU MENDAPAT  PERHATIAN.

Allah SWT dengan hikmah dan kuasa-Nya, telah menciptakan manusia berbeza-beza status sosialnya. Ada yang menjadi pemimpin dan ada yang dipimpin.Ada yang  kaya, ada pula yang miskin ada yang  tinggal di  kota ada yang tinggal di desa. Semuanya adalah makhluk Allah SWT.

Firman Allah SWT dalam al-Qur’an Surah Al-Furqan ayat 20 :

وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا

Ertinya:
“Dan Kami jadikan sebagian kamu cobaan bagi sebagian yang lain, maukah kamu bersabar? Dan adalah Rabb kalian Maha Melihat.” (QS. Al-Furqan: 20)

Juga firman Allah SWT  dalam surah Az-Zukhruf ayat 32:

نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا وَرَحْمَةُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

Ertinya:
“Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Rabbmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” ( QS. Az-Zukhruf: 32)

Manusia sebagai makhluk sosial tentunya tidak dapat lepas dari ketergantungan dengan orang lain.

Orang kaya tidak akan terpenuhi keperluan hidupnya dengan baik tanpa bantuan orang miskin.

Kerajaan tidak akan bisa mewujudkan berbagai program secara sempurna bila tidak mendapat sokongan dari rakyatnya.

Oleh karenanya, jurang pemisah antara si kaya dan si miskin, antara pemerintah dengan rakyatnya, sudah semestinya dikubur.

Dengan ini akan terwujud kehidupan yang dinamis, di mana masing-masing mengetahui peranannya agar tercapai kemaslahatan bersama.

Jangan Menzalimi Orang yang Lemah

Oleh karena itu janganlah kita  menzalimi orang lain dengan dengan sebab  kekayaan  kita atau  jawatan dan kedudukan kita.

Kezaliman dalam bentuk apapun dan terhadap siapapun adalah kejahatan yang pelakunya berhak mendapat hukuman di dunia ini sebelum di akhirat kelak.

Rasulullah SAW  bersabda:

مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللهُ تَعَالَى لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا مَعَ مَا يَدَّخِرُهُ لَهُ فِي الْأَخِرَةِ مِنَ الْبَغْيِ وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ

Ertinya:
“Tiada suatu dosa yang lebih pantas Allah Subhanahu wa Ta’ala segerakan hukuman bagi pelakunya di dunia, di samping azab yang Allah sediakan untuknya di akhirat, daripada kezaliman dan memutuskan hubungan silaturahim.” (HR.Al-Bukhari dan Ahmad)

Beberapa Sifat Orang Lemah

1. Orang-orang lemah pada umumnya lebih mau menerima kebenaran yang datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala ketimbang orang yang kaya, kuat, dan berkuasa.

Coba perhatikan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَمَا أَرْسَلْنَا فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيرٍ إِلاَّ قَالَ مُتْرَفُوهَا إِنَّا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ

Ertinya:
“Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatan pun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: ‘Sesungguhnya kami ingkar terhadap  apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya.” (Saba’:34)

2. Orang yang lemah, karena keikhlasan dan doa mereka, maka pertolongan Allah SWT datang.

Demikian pula rezeki dari-Nya, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

هَلْ تُنْصَرُونَ وَتُرْزَقُونِ إِلاَّ بِضُعَفَائِكُمْ

Ertinya:
“Tidaklah kalian ditolong dan diberi rezeki kecuali dengan sebab orang yang lemah di antara kalian.” (HR. Al-Bukhari)

Oleh karena itu, orang-orang lemah dari golongan orang-orang yang beriman adalah sumber kebaikan bagi umat manusia yang lainnya.

Meskipun mereka lemah secara fizikal  dan hartanya, namun mereka adalah orang yang kuat keimanan dan kepercayaannya kepada Allah SWT.

Oleh sebab itu, bila mereka berdoa dengan tulus ikhlas kepada Allah SWT, maka akan dikabulkan permintaannya. Dan Allah SWT pun memberi rezeki kepada umatnya dengan sebab Keberadaan  mereka. (lihat Bahjatun Nazhirin, 1/355)

3. Orang lemah dari kaum muslimin adalah mayoritas penghuni syurga.

Nabi SAW bersabda:

قُمْتُ عَلَى بَابِ الْجَنَّةِ فَكَانَ عَامَّةُ مَنْ دَخَلَهَا الْمَسَاكِينَ

Ertinya:
“Aku berdiri di pintu surga, ternyata kebanyakan yang memasukinya adalah orang-orang miskin.” (HR. Muttafaqun ‘alaih)

Diantara golongan orang-orang  lemah yang harus diperhatikan haknya adalah:

1. Anak-anak yatim.

Iaitu anak yang ditinggal mati oleh ayah dan ibunnya atau salah satunya dan dia belum baligh. Mereka sangat  memerlukan kasih sayang orang lain. Bahkan orang yang tidak menolong anak-anak yatim  di katakan  sebagai  pendusta agama.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Ma'un, ayat 2:

فَذَٰلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ

Ertinya:
"Itulah orang yang menghardik anak yatim" (QS. al-Ma'un: 2).

Rasulullah SAW bersabda:

أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ كَهَاتَيْنِ فِي الْجَنَّةِ

Ertinya:
“Saya dengan orang yang mengurusi anak yatim di surga seperti keduanya ini.” Nabi SAW mengisyaratkan dengan jari telunjuknya dan jari tengahnya dengan merenggangkan di antara keduanya. (HR. Al-Bukhari)

2. Janda-janda miskin.

Wanita yang ditinggal mati suaminya yang tidak  di tinggalkan  kekayaan oleh  suaminya, pada umumnya sangat memerlukan huluran tangan orang lain.

Beban kehidupan mereka  semakin bertambah, demi  menyara anak-anaknya. Hal seperti ini tentunya mengetuk pintu  hati orang yang mempunyai kelebihan rezeki untuk menyisihkan sebagian harta untuknya. (Bukan hanya tujuan  mengawini janda yang  kaya  atau  janda kembang)

Nabi SAW bersabda:

السَّاعِي عَلَى الْأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِينِ كَالْـمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللهِ

Ertinya:
“Orang yang bekerja untuk (mencukupi) para janda dan orang miskin seperti seseorang yang berjuang di jalan Allah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

3. Orang-orang miskin.

Orang miskin adalah orang  yang tidak mempunyai sesuatu untuk mencukupi keperluan dirinya beserta anak dan istrinya.

Orang miskin terkadang mempunyai pekerjaan dan penghasilan, namun hasilnya belum mampu  mencukupi keperluan asasnya. Oleh kerana itu Mengabaikan tanggung jawab kepada  orang-orang  miskin di anggap sebagai  orang yang mendustakan agama.

Allah SWT berfirman dalam  Surah Al-Ma'un, ayat  3:

وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ الْمِسْكِينِ
Ertinya:
"Dan tidak menganjurkan untuk  memberi makan kepada  orang-orang miskin. (QS. Al-Ma'un: 3).

4. Anak-anak.

Anak merupakan buah hati seorang dan penerus generasi di masa akan datang. Kiranya suatu kezaliman besar manakala seseorang tidak memenuhi hak mereka.

Tunaikanlah hak-hak anak. Berilah mereka kasih sayang yang cukup dan berlaku adillah kepada mereka.

Ketika Nabi SAW  di beritahu ada seorang sahabatnya memberikan hadiah kepada seorang anaknya namun anak yang lain tidak diberi, beliau SAW  mengatakan:

اتَّقُوا اللهَ وَاعْدِلُوا بَيْنَ أَوْلَادِكُمْ

Ertinya:
“Bertakwalah kalian kepada Allah SWT dan berbuat adillah terhadap anak-anak kalian.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

5. Kaum wanita (Isteri)

Wanita dalam Islam memiliki kedudukan penting yang tidak boleh  diabaikan. Mereka membantu laki-laki dalam tercapainya kemaslahatan duniawi dan ukhrawi.

Maka sudah  semestinya kita harus memberikan hak mereka tanpa menguranginya. Nabi SAW pernah berdoa:

اللَّهُمَّ إِنِّي أُحَرِّجُ حَقَّ الضَّعِيفَيْنِ الْيَتِيمِ وَالْمَرْأَةِ

Ertinya:
“Ya Allah, aku menimpakan dosa terhadap orang yang menyia-nyiakan hak dua orang yang lemah, yaitu anak yatim dan wanita.” (HR. An-Nasa’i).

Orang yang terbaik adalah yang terbaik terhadap istrinya dan orang yang jahat  adalah yang jahat terhadap isterinya.

Allah SWT telah memerintahkan untuk mempergauli wanita dengan baik sebagaimana firman-Nya:

وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ

Ertinya:
“Dan pergaulilah mereka dengan baik.” (An-Nisa’: 19)

6. Rakyat jelata

Merupakan kewajiban sesebuah  kerajaan untuk memberikan hak-hak kepada  rakyatnya, dengan  menjunjung tinggi keadilan, serta menghukum  orang-orang yang jahat serta  melakukan  kezaliman  kepada  rakyatnya.

Kekuasaan merupakan amanah Allah SWT untuk mewujudkan kemaslahatan dan kemanfaata bersama dalam perkara agama dan dunia.

pemerintah yang  menyia-nyiakan hak rakyatnya dan tidak mengambil  berat terhadap tugasnya, maka kesengsaraan dan azab telah menunggu mereka.

Nabi SAW  bersabda:

مَا مِنْ وَالٍ يَلِي رَعِيَّةً مِنَ الْمُسْلِمِينَ فَيَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لَهُمْ إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
Ertinya;
“Tiada seorang hamba yang diserahkan kepadanya kepemimpinan terhadap rakyat kemudian dia mati dalam keadaan menipu dan berkhianat kepada rakyatnya, kecuali Allah SWT haramkan surga baginya.” (HR. Muttafaqun ‘alaihi)

Semoga Allah SWT menunjukkan jalan  masing-masing di antara  kita untuk mampu menjalankan hak-hak tersebut. Sehingga perasaan aman dan damai  serta ruh kecintaan benar-benar menebar dalam kehidupan ini. Aamiinn Yaa Robbal 'Aalamiin !!!!!

Wallahu A'lam.
Doakan istiqamah serta Sehat wal Afiat.
Wassalam USM. (Ustaz Sihabuddin Muhaemin).

Catatan:
ILMU ITU HANYA MILIK ALLAH SWT UNTUK DISEBARKAN.
SILA KONGSIKAN DENGAN SESAMA SAUDARA.
Mudah-Mudahan bermanfaat Untuk Semua.
Di Dunia Dan Di Akhirat Nanti. Insya-Allah. Aamiinn !!!!!

Kritik Dan Saran Yang Membina Sangat Dialu-alukan.
Sila tlp/sms kami, USM (012-6653988).
Atau layari laman facebook:
USM - Sihabuddin Muhaemin.

TERIMA KASIH. 
(Shah Alam, Selasa 15 Dzulhijjah  1436 H).

0 ulasan:

Catat Ulasan

POPULAR POSTS

RECENT POSTS

    Total Pageviews